Lab Girl
Hope Jahren
Knopf (2016)
290 hal
Kalau ada genre buku sains populer yang puitis, mungkin buku ini salah satunya. Lab Girl (yang di edisi terbitan Little Brown ditambahi subjudul “A story of trees, science and love”) adalah buku pertama Hope Jahren, seorang ilmuwan geobotani dan geokimia. Sebenarnya buku ini bergenre memoar, tetapi karena penulisnya ilmuwan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan untuk bekerja di laboratorium, maka sains, terutama botani, menjadi bagian besar dari memoar ini.
Buku ini bercerita tentang perjalanannya sebagai perempuan ilmuwan, kecintaannya pada laboratorium dan tanaman, persahabatannya dengan partner lab-nya Bill, suka duka kehidupan dunia akademik dan periset universitas yang harus jungkir balik mencari dana riset, dan berbagai cerita tentang kehidupan pohon dan tanaman di bumi.
Buku ini terbagi 3 bagian: Roots and Leaves, Woods and Knots, Flowers and Fruits. (Bagus ya pemilihan kata untuk judulnya. Pas banget asosiasinya dengan isi bab dan tema keseluruhan)
Roots and Leaves, bercerita tentang kehidupan masa kecil di Minnesota, tentang keluarga dan kota kecilnya, dan bagaimana ia meninggalkan kota itu untuk menuntut ilmu lebih jauh.
Hope Jahren berasal dari keluarga keturunan imigran Norwegia, lahir dan besar di kota kecil di negara bagian Minnesota. Ayahnya mengajar fisika dan kimia di kampus lokal, dan ia sering ikut ke kampusnya dan di sanalah pertama kali ia mengenal suasana laboratorium. Ibunya yang mengambil sastra Inggris lewat kuliah jarak jauh, mengenalkannya pada karya-karya sastra sejak kecil.
Ia menyelesaikan high school lebih cepat setahun untuk melanjutkan ke universitas. Awalnya ia menekuni sastra mengikuti jejak ibunya, tapi ternyata sains lebih menarik baginya.
Ia juga bercita-cita menjadi ‘perempuan ilmuwan’ karena selama ini di lingkungannya yang terbatas itu ia tidak pernah mendengar ada perempuan yang jadi ilmuwan.
Bagian ini juga bercerita tentang awal pertemuannya dengan Bill, mahasiswanya yang kemudian menjadi partner laboratoriumnya yang paling cocok dan setia, dan bagaimana mereka bekerjasama membangun laboratorium (Jahren Lab) dari nol.
Woods and Knots, bercerita tentang ‘keras’nya kehidupan sebagai ilmuwan periset di universitas, sulitnya mencari dan mendapatkan dana untuk mendirikan laboratorium, menerbitkan paper, dan lain-lain.
Ia juga bercerita tentang episode-episode manic depression yang dialaminya.
Flowers and Fruits, bercerita tentang kehidupan setelah ia mencapai level ilmuwan yang mapan dan disegani, tentang riset-riset yang dilakukannya bersama Bill dan mahasiswa-mahasiswanya, penelitiannya tentang pohon dan tanaman di beberapa belahan dunia.
Menariknya buku ini, di antara bab-bab yang menceritakan kehidupannya, Jahren menyelipkan bab-bab yang bercerita tentang ilmu botani dan hubungannya dengan cerita hidupnya dan manusia pada umumnya: tentang bagaimana pohon tumbuh besar, tentang kemampuan suatu biji yang sabar menunggu untuk tumbuh (ia bercerita tentang biji teratai berumur 2000 tahun), ‘rasa tak menentu’ ketika suatu akar mulai muncul (analogi memulai sesuatu yang baru), bahwa daun berkembang melalui banyak improvisasi (paralel dengan creative thinking), dan lain-lain.
Saya bukan penggemar genre memoar, tapi saya paham kenapa buku ini jadi pembicaraan waktu baru terbitnya, bahkan menjadi salah satu buku yang direkomendasikan presiden Obama yang kutu buku itu. Hope Jahren menuliskannya dengan bahasa yang indah, bahkan ketika menulis tentang hal-hal sains yang teknis. Setelah membaca buku ini mudah-mudahan pembaca juga akan bisa memandang pohon dan tanaman dari sudut pandang yang lebih apresiatif.
Catatan: ini buku pertama Hope Jahren. Buku keduanya “The Story of More” sudah direview di sini beberapa waktu yang lalu.