Cart

Your Cart Is Empty

Astrofisika Untuk Orang Sibuk

Astrofisika Untuk Orang Sibuk

image

Author

Ani

Published

Januari 20, 2024

*Bisakah sains memberi inspirasi humanis bagi masa depan manusia?*

Astrofisika Untuk Orang Sibuk
Neil deGrasse Tyson
Edisi bahasa Indonesia diterbitkan oleh GPU, 2018

Neil deGrasse Tyson adalah salah satu ‘rockstar’ di dunia astrofisika. Dia terkenal karena jadi host serial Cosmos yg legendaris, menggantikan Carl Sagan sebagai ilmuwan pertama yang sukses bikin genre ‘sains populer’ jadi salah satu gaya penulisan yang diminati orang awam. Di buku ini, Tyson juga melanjutkan gaya penulisan sains yang santai, kadang serius, kadang kocak. Satu2nya kendala baca buku ini, terjemahannya kurang baik. Ga jelek sih, cuma kalau istilah astronomi dipaksa pakai bahasa Indonesia, malah bikin mikir dua kali buat memahaminya. Bukannya ga cinta bahasa sendiri, cuma mbok ya ga usah maksa 😅

Di buku ini Tyson membawa kita menjelajahi alam semesta. Mulai dari proses kelahirannya yang diawali oleh big bang, bayi alam semesta yang mungkin nampak seperti kabut super terang sebelum terpisah jadi atom materi-anti materi, pembentukan galaksi yang diatur oleh gaya gravitasi, sampai munculnya planet kita tercinta, yang pada akhirnya melahirkan kita, dengan kemampuan otak yang mampu mencari tahu bagaimana kisah lahirnya alam semesta. Tyson memilih teori paling populer dan paling kuat buat memperkenalkan kita pada keajaiban alam. Sebenarnya teori penciptaan alam semesta bukan cuma big bang, tapi buku ini ga dirancang buat mikir terlalu puyeng. Santai aja, kayak obrolan para jomblo waktu bengong ngelihatin bintang malam 😅

Kalau sudah nonton serial Cosmos, baca buku ini lebih mudah buat ngebayangin apa sih yang dimaksud dengan supernova, pulsar, black hole, worm hole, bidang ruang-waktu, dll. Sebagian besar isi buku ini sudah divisualisasikan dalam serial itu, termasuk juga momen-momen penting penemuan para tokoh ilmuwan yang mengubah jalannya ilmu astrofisika. Abis baca buku ini, kita ga bakalan ngelihat tabel periodik unsur kimia sebagai sesuatu yang ngebosenin. Malah, harusnya tabel itu jadi lambang buat sebuah paradigma baru yang mempersatukan umat manusia: paradigma kosmik.

Ya, menurut Tyson, hanya dengan menyadari bahwa manusia memiliki atom yang sama dengan bintang-bintang dan segala yang ada di alam ini, kita bisa dengan rendah hati mengesampingkan segala perbedaan ga penting: ras, agama, ideologi. Menjadi satu kemanusiaan yang bekerja sama demi kesejahteraan bersama, hanya bisa dilakukan kalau kita sadar bahwa jangankan manusia, bima sakti kita yang segede itu aja cuma debu remeh di alam semesta. Plis atuhlah berhenti bunuh-bunuhan untuk membuktikan siapa yang lebih baik. Kita semua hanya punya masa hidup yang lebih pendek dari sekejap dibanding usia alam semesta.

Aku tutup resensinya dengan kutipan bebas dari novel Contact-nya Carl Sagan:
‘Eda, apakah kamu pernah mengalami transformasi spiritual?’
(Eda adalah salah satu tokoh ilmuwan, digambarkan sebagai satu2nya muslim di tim inti tokoh novel Contact)
‘Ya, waktu tahu tentang Euclid dan Newton.’
‘Maksudku, transformasi spiritual oleh sebab di luar masalah ilmu pengetahuan.’
‘…Tidak pernah. Hanya kalau aku belajar tentang alam semesta saja.’

Transformasi spiritual sebagai manusia berkesadaran kosmik. Semoga ada lebih banyak lagi orang yang mengalaminya ❤️

Join Us

Book

O Latte

Follow IG untuk membaca review kami

Join Us on Spotify

Our Location

My Place

The place I like the most

Get Direction