Cart

Your Cart Is Empty

Cerita Batik

Cerita Batik

image

Author

Ani

Published

Februari 18, 2024

Walaupun saya keturunan orang Jawa, tapi saya tidak tahu apa-apa soal batik. Saya bahkan tidak bisa membedakan antara batik tulis, batik print, dan kain bermotif batik. Untung ada buku kecil yang manis ini.

Cerita Batik
Iwet Ramadhan
Literati 2013
141 halaman

Buku kecil ukuran a5 ini menjalin kisah tentang batik dengan sangat puitis. Pengalaman Iwet Ramadhan berinteraksi dengan batik membuka halaman awal buku. Iwet mengatakan bahwa sejak kecil dia senang memakai batik dan senang melihat ibunya merawat koleksi batik. Setelah bertemu dengan Obin, pemilik Bin House, Iwet memutuskan untuk menulis buku tentang batik. Hal ini didasari keprihatinan karena semakin banyak anak muda yang tidak mengerti tentang batik, walaupun mereka selalu terdepan dalam keributan online tentang klaim batik oleh Malaysia.

Apa sih batik itu?

Di bagian kedua, Iwet menguraikan serba-serbi teknik membatik, mulai dari alatnya, bahan yang digunakan, teknik merintang warna dengan lilin malam, serta proses pencelupan. Iwet menjelaskan bahwa menghias kain polos dengan metode merintang warna dengan menorehkan lilin sebelum dicelup bukanlah teknik eksklusif nusantara. Teknik ini sudah tua dan beredar di berbagai belahan dunia. Namun batik nusantara memiliki keunikan yaitu sangat beragamnya pola, warna, serta makna yang dilekatkan pada selembar kain batik. Dengan kata lain, batik nusantara telah menjadi budaya adiluhung yang halus dan penuh makna.

Hal yang sangat saya sukai dari buku ini adalah adanya potongan kain yang menjadi contoh dari tiga macam batik: batik tulis, batik print, dan kain bermotif batik. Seharusnya dengan bantuan potongan ini, kita tidak lagi kesulitan membedakan antara ketiganya, dan menjadi sadar mengapa harga batik tulis itu mahal. Soalnya digambar bolak-balik, sehingga membutuhkan proses perintangan dan pencelupan dua kali lebih banyak dari batik print yang hanya dicetak satu sisi. Kalau kain bermotif batik, kita cukup memilih motif di komputer dan menyuruh printer kain untuk mencetaknya.

Dari buku ini, saya juga jadi tahu kalau batik nusantara tidak hanya dibuat oleh orang Indonesia. Banyak pendatang, orang Belanda dan Cina yang menjadi pengusaha batik sukses. Kain batiknya pun disebut sesuai nama orangnya. Misalnya batik karya Anna van Oostrom yang memperkenalkan warna cerah pada batik Banyumasan. Batiknya disebut sebagai batik Pastromanan.

Buku tentang batik tidak lengkap tanpa menjelaskan makna dari motif-motif batik. Maka sebagian besar buku ini didedikasikan untuk menjelaskan makna dari motif batik yang populer. Kok hanya yang populer? Soalnya ada sekitar 3000 motif batik di nusantara, sedangkan buku ini dirancang untuk dibaca secara santai sambil ngopi. Jadi hanya yang paling penting dan populer saja yang dibahas. Itu pun sudah sangat membantu buat orang awam seperti saya agar sedikit melek tentang motif batik dan maknanya.

Buku ini diakhiri dengan penghargaan pada seniman batik. Iwet mengatakan bahwa para seniman batik, ibu-ibu sederhana yang telaten menggerakkan malam dengan presisi tinggi dan bisa menciptakan motif yang sangat rumit, benar-benar tidak diapresiasi dengan baik. Padahal merekalah jantung dari budaya batik. Membatik memang bukan kerja biasa, melainkan nyaris seperti laku spiritual. Banyak pembatik yang memulai pekerjaannya dengan berdoa dan berpuasa agar karyanya indah dan memuaskan. Entah apa yang akan terjadi jika keahlian ini gagal diturunkan pada generasi muda yang lebih memilih sekedar menekan tombol printer.

Buku ini sangat indah, sayang ada satu kelemahan. Yaitu pilihan hurufnya kecil-kecil dan tipis. Membacanya membutuhkan energi ekstra, apalagi untuk yang sudah harus memakai kacamata baca seperti saya. Memang pilihan font membuat bukunya indah, tapi kok pilih yang tipis dan mungil begitu. Akibatnya di beberapa bagian hurufnya nyaris hilang ditelan gambar di latar belakang.

Tapi buku ini tetap layak dikoleksi. Mudah-mudahan masih beredar di pasaran.

Join Us

Book

O Latte

Follow IG untuk membaca review kami

Join Us on Spotify

Our Location

My Place

The place I like the most

Get Direction