EVERYBODY’S A PHILOSOPHER
Seri Isabel Dalhousie yang awalnya tidak sesuai ekspektasi, ternyata makin dibaca, saya makin suka. Untung ada NYPL e-library, saya bisa binge reading, sekarang lagi baca buku keenam.
Apa yang bikin suka? Meminjam kata-kata New York Times : the beautiful mind of a thinking woman(/person).
Isabel, seorang doktor filsafat, memikirkan berbagai hal, besar dan kecil, dari segala segi etika dan moral. Tentang nilai-nilai baik dan buruk dari berbagai perbuatan. Dan dia mikir soal ini sambil melakukan hal-hal ‘biasa’, sambil masak, bikin kopi, jalan-jalan, nyetir, nongkrong di kafe, nonton konser, dll.
Dan dari pemikiran-pemikiran Isabel ini saya jadi ikut belajar.
Tentu, Isabel juga seperti manusia lain, mengalami berbagai emosi dalam berbagai situasi sosial, dalam hubungannya dengan keluarga, rekan kerja dan teman-temannya, dll. Ia merasakan marah, sedih, cemburu, jengkel, bahkan ada juga keinginan balas dendam misalnya ketika ia ‘dikudeta’ dari pekerjaannya.
Tapi Isabel selalu menyempatkan berhenti untuk menimbang baik-buruknya suatu perbuatan. Ia selalu berusaha berbuat adil, menahan diri dan tidak membiarkan dirinya dibajak emosi. Karena secara etika moral, semua orang berhak mendapatkan kebaikan dari dirinya.
“Do not act meanly, do not be unkind, because the time to setting things right may pass before your heart changes course.” (The Careful Use of Compliments, p.134)
Asyiknya, Alexander McCall Smith menuliskan hal-hal ini tidak seperti sedang menggurui atau menasihati, pembaca malah jadi ikut berpikir, mengikuti kegalauan dan alur logika Isabel, seseorang yang menikmati kegiatan berpikir.
Membaca seri ini saya jadi mikir “Banyak yang bilang filsafat itu susah, tapi filsafat itu nggak jauh kok, ada di segala hal yang berkaitan dengan kita. Kita bisa berfilsafat tentang apa saja.”
Dalam “The Comforts of A Muddy Saturday” ada obrolan antara Isabel dengan Billy, tukang pos langganannya. Tukang pos menyerahkan setumpuk amplop yang katanya berisi “philosophy stuff”, lalu lanjut bertanya “Do you think I’d understand any of it? I doubt it.”
Jawab Isabel, “You’d understand philosophy perfectly well, Billy. ๐๐ซ๐๐ง๐ฎ๐๐ค๐๐ฎ’๐จ ๐ ๐ฅ๐๐๐ก๐ค๐จ๐ค๐ฅ๐๐๐ง. You have views, don’t you?”
“Aye, I have my views.”
“Well, there you are then: you do philosophy.”
Tentunya pandangan di sini tidak sekadar pendapat ya. Arti umum filsafat adalah cinta kepada kebijaksanaan. Semua bentuk pandangan hidup yg dianggap baik dan bermanfaat bisa dikategorikan sebagai filsafat. Misalnya filsafat Pancasila. Karena pandangan hidup setiap orang atau masyarakat bisa berbeda-beda, sangat mungkin muncul bermacam-macam filsafat dan satu sama lain terlihat bertentangan.
Contoh, di buku ini, yang bersetting di Eropa, institusi pernikahan dan agama formal tidak dianggap sepenting seperti di Indonesia. Tapi nilai-nilai kebaikan seperti hubungan dalam keluarga, antar pasangan, kepercayaan terhadap hal di luar yang terlihat, dihargai secara universal.
Yang tertarik filsafat tapi nggak suka baca nonfiksi, bisa coba baca buku seri Isabel Dalhousie/The Sunday Philosophy Club ini, kalau ada di Indonesia.
#fiksi
#filsafat
Seri The Sunday Philosophy Club/Isabel Dalhousie
The Sunday Philosophy Club (2004)
Friends, Lovers, Chocolate (2005)
The Right Attitude to Rain (2006)
The Careful Use of Compliments (2007)
The Comfort of A Muddy Saturday (2008)
The Lost Art of Gratitude (2009)
The Charming Quirks of Others (2010)
The Forgotten Affairs of Youth (2011)
The Uncommon Appeal of Clouds (2012)
The Novel Habits of Happiness (2015)
A Distant View of Everything (2017)
The Quiet Side of Passion (2018)
The Geometry of Holding Hands (2020)
The Sweet Remnants of Summer (2022)