Buku ini baru keterima jam 11 siang, langsung dibaca, dan sekarang sudah bisa direview. Soalnya buku ini enak sekali dibaca, bahasanya ringan dan mengalir. Padahal sebenarnya topik bahasannya cukup ilmiah, mengenai psikologi dan neurosains. Mbak Rika Iffati Farihah pinter nulis topik berat dengan bahasa santai, nih .
Judul Buku: Menyiasati Sesat Pikir: Berbagai Cara Benak Menyesatkan Kita dan Trik Mengakalinya
Penulis: Rika Iffati Farihah
Penerbit: Aran
Tahun terbit: 2022
Buku ini berisi tulisan-tulisan pendek buah pikiran mbak Rika yang berkecimpung di dunia psikologi. Berbagai fenomena masyarakat: mulai dari panasnya pilpres, terbentuknya kubu cebong-kampret, meletusnya tindakan kekerasan dengan alasan agama, sampai pada masifnya hoax mengenai covid 19 menjadi sorotan dan bahan renungan mbak Rika. Fenomena-fenomena ini dibedah secara teliti dengan sudut pandang psikologi. Pertanyaan-pertanyaan seperti: kenapa sih, orang cenderung terbelah-belah dalam kelompok dan menjadi fanatik membela kelompoknya? Kenapa orang sulit sekali menerima kebenaran, walaupun semua data dan fakta jelas menunjukkan kebenaran itu? Kenapa ada orang yang sangat mudah terbawa emosi, dan sebaliknya kenapa ada orang yang bisa begitu ‘dingin’ dalam mengambil keputusan? Apakah intuisi kita bisa dipercaya?. Semua pertanyaan itu dibahas dengan santai tapi bergizi, karena menyebutkan istilah-istilah psikologi serta tokoh-tokoh yang telah menyumbangan pikiran mengenai hal itu. Jadi buku kecil 226 halaman ini terasa sangat renyah, mudah dicerna seperti cemilan biskuit.
Buku ini juga menyebutkan buku-buku sumber yang lebih mendalam tentang psikologi, jadi peminat psikologi bisa menambah bacaan. Beberapa buku yang disebut di sini, seperti buku Thinking: Fast and Slow karya Daniel Kahneman, The Death of Expertise karya Tom Nichols, serta Gun, Germs, and Steel karya Jared Diamond, sudah diterbitkan versi Indonesia. Jadi bisa dengan mudah ditelusuri.
Walaupun ringan, ada cukup banyak hal penting di buku ini. Misalnya pembahasan mengenai teori yang menyatakan bahwa sikap beragama seseorang terkait dengan pola bagaimana dia dibesarkan ketika kecil. Isu ini menarik buat saya, karena baru-baru ini terlontar ketika diskusi dengan seorang teman, bahwa jangan-jangan sikap beragama itu dipengaruhi juga oleh DNA. Jadi, ada hal-hal yang tidak kita kontrol, ternyata memegang peranan besar dalam pilihan beragama kita. Wah seru nih! Selain itu, isu tentang ‘kemanusiaan universal’ juga menarik untuk dibahas lebih lanjut. Mbak Rika mengutip buku Sapiensnya pak Yuval Harari, yang mengatakan bahwa konsep kemanusiaan universal yang mencakup semua manusia dari segala ras dan kelas itu adalah konsep ‘baru’ dalam evolusi manusia. Itulah sebabnya kenapa ikatan suku, ras, agama, jauh lebih kuat mengikat emosi daripada seruan bahwa semua manusia setara. Hal inilah yang dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para politikus untuk meraih dukungan publik.
Selain hal-hal serius seperti itu, ada juga hal santai yang penting. Contohnya, bab khusus berisi tips untuk menilai pacar, apakah cocok untuk hubungan jangka panjang atau tidak. Penasaran? Silahkan baca sendiri ya, mumpung bukunya masih hangat baru keluar dari percetakan, hehe.
Semoga lebih banyak akademisi Indonesia menulis buku ilmiah santai seperti ini ya.
