Cart

Your Cart Is Empty

The Curie Society (2021)

The Curie Society (2021)

image

Author

Ani

Published

Februari 4, 2024

Rupanya tanggal 11 Februari adalah International Day of Women and Girls in Science. Pas sekali saya mau review buku bertema sangat kuat tentang perempuan dalam sains: komik The Curie Society (2021).

Buku ini bercerita tentang perkumpulan rahasia yang didirikan oleh Marie Curie (fiktif, tentunya) karena pada masanya perempuan masih terpinggirkan di dunia ilmiah. The Curie Society didirikan sebagai tempat para ilmuwan perempuan mengembangkan ilmunya, karena di luaran tidak diberi tempat sejajar. Anggota-anggotanya seperti Hedy Lamarr (matematika), Mildred Dresselhaus (nanoteknologi), Mary Jackson (matematika, teknik aerospace), Chien Shiung Wu (fisika nuklir). Dalam perkembangannya TCS membuka cabang di berbagai institusi dan merekrut perempuan-perempuan cerdas untuk menjadi anggotanya, dengan melalui proses inisiasi dan training tertentu.

Maya, Taj, dan Simone, baru saja mulai kuliah di Edmonds University, sebuah sekolah elit di Amerika Serikat. Ketiganya jenius di bidangnya masing-masing: Maya di matematika dan fisika, Taj si jenius komputer, dan Simone yang termuda ahli dalam biologi dan kimia. Ketiganya direkrut menjadi anggota TCS cabang Edmonds dan membantu para seniornya menjalankan misi rahasia. Dalam prosesnya mereka belajar berkolaborasi antar ilmu dan memahami pentingnya melakukan sains untuk kebaikan, bukan kerakusan pribadi.

Kalau suka film-film seperti Charlie’s Angels, Kingsman, MacGyver, cocok lah. Tapi yang ini tokohnya 99% perempuan.

Yang menarik, di dalamnya banyak sekali disebutkan riset dan teknologi terkini dari MIT, seperti nanofiber fabric, ionic plane. Sambil baca saya mikir “Wah nyebut MIT melulu ini”. Apalagi pas ada soal rekonstruksi genetik mammoth, “Lah ini MIT banget kan, kerjaannya George Church (ahli rekayasa genetik MIT)”. Eh pas dicek, ternyata buku ini memang terbitan MITPress! Pantesan!

Komik bagus nih buat remaja, terutama perempuan, untuk menginspirasi ketertarikan memasuki dunia saintek.

Ini persis yang saya pikirkan setahun yg lalu: kalau mau mempopulerkan sains yang berdampak besar dan lama, targetnya paling optimal adalah usia SMP & SMA. Kenapa? Karena di usia itu mereka sudah mulai memikirkan masa depan “Nanti aku jadi apa ya? Kuliah ke mana ya?”, tapi mereka masih bebas memilih, dan terbuka untuk inspirasi.
Lalu, sepertinya jalannya harus lewat fiksi kalau dampaknya ingin besar dan luas, karena jenis bacaan itulah yang mereka suka. Jarang sekali yang suka baca nonfiksi.
(Kalau sudah kuliah kan sudah jelas jalannya, tinggal dikuatkan, dan mereka sudah lebih mau baca nonfiksi ilmiah, karena nyambung dengan studi).

Buku seperti ini pas sekali dengan yang saya maksud. Ya nggak usah komik sih, novel juga ok, kalau ada ilustrasinya lebih baik. Yang penting ceritanya asik dibaca.

Ngomong-ngomong, pinter juga ya MIT mempopulerkan riset-risetnya lewat komik. ITB bisa banget nih bikin kayak gini kalau mau, kan alumninya banyak komikus juga hehe…

Join Us

Book

O Latte

Follow IG untuk membaca review kami

Join Us on Spotify

Our Location

My Place

The place I like the most

Get Direction