Cart

Your Cart Is Empty

The Surgeon’s Daughter

The Surgeon’s Daughter

image

Author

Ani

Published

Februari 13, 2024

#tumbenbacafiksi

Buku ini adalah lanjutan dari buku The Girl in His Shadow yang saya baca bulan kemaren.

The Surgeon’s Daughter

Audrey Blake
Sourcebooks Landmark (2022)
390 hal

Di buku pertama diceritakan bahwa Nora Beady harus belajar kedokteran diam-diam di bawah bayang-bayang mentornya, dr.Croft, karena pada saat itu di Inggris perempuan dianggap tidak layak melakukan berbagai hal, di antaranya menjadi dokter. Namun setelah suatu kejadian yang membuatnya terekspos, Nora mendapat kesempatan belajar kedokteran secara formal di Italia, di mana perempuan masih (sedikit) lebih leluasa mempelajari ilmu kedokteran. Buku kedua ini bercerita tentang pengalaman Nora berjuang menjadi dokter, tepatnya dokter bedah.

Meskipun kesempatan lebih terbuka, di Italia pun diskriminasi terhadap murid perempuan masih kuat, termasuk area studi apa yang ‘layak’ bagi perempuan. Karenanya meskipun Nora mempelajari semua area, ia merasa terpanggil untuk fokus di obstetrik dan ginekologi, dimentori satu-satunya dokter perempuan di universitas Bologna, dr.Magdalena Marenco. Mengapa? Karena, seperti ditekankan oleh dr.Marenco dalam suatu percakapan di dalam gereja, perempuan adalah ‘gerbang’ melalui siapa kehidupan lahir di dunia.

Bagaimana bisa makhluk dengan peran sepenting ini dianggap lebih rendah dan sering disia-siakan?

Buku ini menyentuh banyak hal penting mengenai permasalahan reproduksi perempuan, seperti aborsi kehamilan karena perkosaan, komplikasi dalam kehamilan dan persalinan, dan bedah caesar. Pas sekali timingnya, mengingat isu ini sedang panas-panasnya di Amerika, sejak aturan aborsi Roe vs Wade dibatalkan oleh Mahkamah Agung bulan Juni lalu. Meskipun tampak ‘kok ngepas banget timingnya’, sebetulnya masalah hak reproduksi perempuan di Amerika sudah jadi kekhawatiran sejak komposisi hakim agung bergeser menjadi didominasi konservatif jaman Trump.

Buku ini bagus sekali menyampaikannya. Alih-alih memandang aborsi secara simplistik sebagai sesuatu yang hitam putih, di satu sisi ‘ini 100% hak perempuan’ di sisi lain ‘harus dibatasi secara rigid’, penulis memberikan gambaran dari berbagai sudut pandang, emosi, dan situasi. Tidak hanya dari sudut pandang pro vs kontra, perempuan vs laki-laki, tapi juga segi agama dan pertimbangan kedokteran. This is the best way to present it, the humane way. Karena pengalaman manusia selalu berupa spektrum, tidak hitam putih.

Selain itu juga saya menangkap penulis ingin menyoroti betapa beruntungnya kita di dunia modern ini di mana penyakit-penyakit tertentu sudah dapat dicegah oleh ketersediaan vaksin, dan ‘keajaiban’ anestesi yang meringankan kesengsaraan orang sakit.

Very good job, Audrey Blake (a.k.a Regina Sirois & Jaima Fixsen)

Recommended buat yang suka fiksi historis tema sains/kedokteran (banyak technical details) dan tema perempuan pintar dengan kemauan kuat (grit). Minim romance juga, jadi pas buat yang ga suka cerita romance hehe.

Join Us

Book

O Latte

Follow IG untuk membaca review kami

Join Us on Spotify

Our Location

My Place

The place I like the most

Get Direction