Cart

Your Cart Is Empty

Virus Akal Budi, Ilmu Pengetahuan Baru tentang Meme (Virus of The Mind: The New Science of The Meme)

Virus Akal Budi, Ilmu Pengetahuan Baru tentang Meme (Virus of The Mind: The New Science of The Meme)

image

Author

Ani

Published

Februari 4, 2024

*Jangan anggap remeh meme yang viral di medsos!*

Virus Akal Budi, Ilmu Pengetahuan Baru tentang Meme (Virus of The Mind: The New Science of The Meme)
Penulis: Richard Brodie, 1996
Penerbit edisi Bahasa Indonesia: KPG, 2005

Sayang sekali buku ini ditulis tahun 1996. Saat itu medsos belum segila sekarang. Jadi buku ini luput mengamati fenomena meme yang digunakan sebagai senjata ‘perang pemikiran’, setiap hari, di medsos. Buku ini masih mendasarkan analisa pada fenomena pertelevisian: iklan, show. Tapi baik medsos maupun televisi, sebenarnya yang diusung sama. Kedua media tersebut sama-sama merupakan penyebar virus akalbudi.

Istilah akalbudi sebagai pengganti kata ‘mind’ di buku ini bikin bacanya jadi kagok. Penerjemah buku ini juga memakai kata ‘mangkus’ dan ‘sangkil’ sebagai ganti kata ‘efisien’ dan ‘efektif’. Ya gimana yah, bahasa Indonesia yang baik dan benar itu kadang justru bikin tidak akrab, dan begitulah nasib buku ini. Idenya sangat menarik dan penting untuk diketahui banyak orang, tapi akibat kemasannya yang demikianlah, akhirnya jarang yang baca. Aku sendiri dapat buku ini dari obralan di sebuah toko buku tidak terkenal. Tapi baiklah, mari kita bedah isi buku ini.

Apa itu virus akalbudi? Penulis buku ini meminjam gagasan Richard Dawkins dalam buku ‘The Selfish Gene’. Dawkins memandang gen sebagai ‘unit kehidupan yang egois, hanya peduli pada kelangsungan hidupnya sendiri’. Gen hanya ingin berkembang biak selama mungkin, sebanyak-banyaknya. Maka dia berlaku seperti virus, dan menggunakan manusia sebagai inang. Manusia ‘dimanipulasi’ oleh gen: kita merasa jatuh cinta, mabok kepayang, membangun keluarga, membangun peradaban… padahal sebenarnya hanya dimanfaatkan oleh gen agar kita punya anak yang melanjutkan gen kita. Virus akalbudi juga demikian. Bedanya, gen adalah materi genetik, sedangkan virus akalbudi tidak kasat mata: dia adalah pemikiran kita, hal-hal yang mendorong kita bertindak, program dasar kepribadian kita. Virus asli akan berkembang biak dengan sangat pesat dengan memanfaatkan banyaknya populasi manusia (ya, virus covid begitu kan). Virus akalbudi juga sama, apalagi dengan interkoneksi digital saat ini: orang yang tinggal di kampung di ujung pulau Jawa pun bisa tergila-gila sama oppa korea padahal ga pernah ketemu.

Kita bisa bersikap kritis pada sudut pandang pengarang yang menganggap manusia hanyalah sekedar sarana bagi virus akalbudi untuk berkembang biak. Tapi kenyataannya, memang benar bahwa banyak sekali bagian dari pemikiran dan keputusan kita sehari-hari yang tidak kita ambil secara sadar. Setiap saat kita terpengaruh oleh keputusan orang lain: saat kita beli suatu produk, apakah benar-benar karena pertimbangan pribadi, atau karena idola kita juga beli produk itu? Ketika kita menyumbang untuk sebuah lembaga, apakah benar-benar karena kesadaran sendiri ataukah terselip motivasi karena ustadz ganteng itu mempromosikan lembaga tersebut? Ketika kita tersenyum dan berterimakasih pada pasangan kita, apakah benar-benar karena sayang ataukah karena girang dia membelikan baju yang sama dengan yang dipakai oleh artis idola?

Demikianlah, ‘meme’ sebenarnya adalah unit-unit program dalam benak kita, yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu. Jangan anggap remeh meme (termasuk yang biasa kita lihat di medsos), karena daya tularnya luar biasa. Di buku ini penulis mengajukan beberapa meme dasar yang biasanya menggerakkan manusia:

1. Meme survival yg dimiliki juga oleh hewan:
-memenuhi kebutuhan tubuh: makan, tidur, seks (untuk berkembang biak dan kesenangan).
-menghindari bahaya, mengatasi ketidaknyamanan, meraih peluang dan kesenangan.

2. Meme lapis kedua yang dikembangkan dari meme pertama:
-Mencari teman, berkumpul dengan yang sama (positif: bangsa, negatif: rasisme, tirani mayoritas).
-Berusaha meraih untung sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya (positif: efisiensi sistem, negatif: judi, penipuan, skema ponzi)
-Larger than life, ingin hidup bermakna (positif: donasi kemanusiaan, negatif: doktrin ekstrim dalam beragama)

Menurut penulis, apapun yang disiarkan dalam televisi (dan medsos) dirancang dengan menggunakan meme-meme dasar tersebut. Kenapa? Karena itulah yang men-trigger orang. Cobalah telaah pesan apapun yang disebarkan: ajakan membeli sesuatu, menyumbang sesuatu, beriman pada sesuatu, pasti mengandung salah satu atau campuran dari meme-meme dasar. Itulah sebabnya kenapa medsos sangat membuat ketagihan: full micin meme! :p

Kabar baiknya, sekali kita mengenali meme dasar kita, kita bisa memprogram ulang pengaruhnya pada diri kita. Kita bisa menyaring, memilah, dan memilih, sehingga tidak bereaksi spontan, tidak tercuci otak, tidak nurut tanpa kesadaran. Karena itu, sebenarnya buku ini penting dibaca banyak orang, tapi sayang, demikianlah nasibnya. Tergeletak di obralan.

Mari mulai bedah pemikiran kita, dan enyahkan virus-virus dari otak kita demi kehidupan yang lebih sadar 🙂

Join Us

Book

O Latte

Follow IG untuk membaca review kami

Join Us on Spotify

Our Location

My Place

The place I like the most

Get Direction